Rabu, 20 Juli 2011

Penyakit - Penyakit Yang Dapat Mempengaruhi Kehamilan


Jika seorang wanita mengidap penyakit bawaan atau penyakit tertentu yang cukup serius, harus waspada dan berhati-hati dalam menghadapi kehamilan. Dengan perawatan dan pengobatan yang teratur, umumnya kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Walaupun demikian, risiko munculnya sesuatu yang tidak diinginkan dapat saja terjadi. Beberapa penyakit yang perlu mendapat perhatian khusus jika diidap oleh wanita hamil diuraikan berikut ini:

a. Penyakit jantung pada kehamilan
Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:
1. Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh ibu dan janin yang dikandungnya.
2. Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena pembesaran rahim.
Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi. Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
• cepat merasa lelah,
• jantung berdebar-debar
• sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis),serta
• bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Untuk mengatasinya, lakukan perawatan yang ketat selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan. Persalinan hendaknya dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai.
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan
Seorang wanita dapat mengidap tekanan darah tinggi sebelum dirinya hamil atau muncul ketika hamil. Artinya, kehamilan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti munculnya kelainan preeklampsia (keracunan kehamilan) yang dibarengi dengan edema (bengkak), dan keruhnya air seni karena mengandung protein yang cukup banyak. Penyebab utama tekanan darah tinggi saat hamil adalah tekanan darah tinggi esensial dan penyakit ginjal.
- Tekanan darah tinggi esensial
Tekanan darah tiggi esensial disebabkan faktor keturunan, lingkungan, dan emosi yang labil. Biasanya pada kehamilan lebih dari 30 minggu, sekitar 30% ibu hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah, tetapi tanpa menunjukkan adanya gejala. Selain itu, sekitar 20% ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah, bisa disertai dengan keruhnya air seni (air seni mengandung protein) dan edema (bengkak). Kenaikan tekanan darah ini dapat disertai dengan keluhan sakit kepala, nyeri ulu hati (epigastrium), mual, muntah, dan gangguan penglihatan.
- Tekanan darah tinggi karena penyakit ginjal
Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan-peradangan pada beberapa bagian ginjal yang akut atau kronis. Biasanya, peradangan ini akan disertai dengan meningkatnya suhu badan dan gangguan buang air kecil. Untuk mengatasinya, wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup, dapat mengendalikan emosi, dan jangan bekerja terlalu berat.
Konsumsilah makanan yang tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Selain itu, lakukan perawatan yang intensif selama kehamilan, persalinan atau setelah melahirkan.
Lakukan pengobatan terhadap penyakit tekanan darah tingginya sesuai dengan anjuran dokter.
c. Penyakit paru-paru pada kehamilan
Umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan, juga setelah persalinan, kecuali jika penyakit yang diderita tidak terkontrol, tambah berat, disertai dengan sesak napas.
Selama kehamilan fungsi paru-paru sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Dalam hal ini akan terjadi proses pertukaran CO2 dan 02 antara ibu dan janinnya. Gangguan fungsi paru-paru yang cukup berat akan mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan janin.
Penyakit paru-paru yang harus diperhatikan adalah TBC paru-paru pada fase aktif, asma yang berat, dan radang paru-paru.
- TBC paru-paru
TBC paru-paru sangat jarang diturunkan dari ibu kepada anaknya. Yang harus diperhatikan adalah jika bayi telah lahir, ibu yang mengidap TBC paru-paru yang aktif perlu diisolasi. Bayinya harus segera diberi vaksin BCG dan dipisahkan selama 6-8 minggu. Setelah hasil test mantoux positif (test kekebalan terhadap TBC), bayi boleh didekatkan kepada ibunya. Hal ini untuk menghindari tertularnya penyakit setelah melahirkan. Bayi yang baru dilahirkan sangat mudah tertular oleh penyakit.
- Asma bronchial
Asma bronchial merupakan penyakit keturunan. Selama kehamilan, penyakit ini bisa berkurang atau bertambah. Untuk menghindari bertambah parahnya penyakit. hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan emosional tetap stabil.
- Radang paru-paru (pneumonia)
Radang paru-paru sering terjadi pada kasus-kasus berat seperti eklampsia, proses persalinan lama, dan sesudah operasi. Penyakit ini perlu diketahui dan diobati sedini mungkin karena kondisi penyakit yang berat dapat membahayakan jiwa ibu dan janinnya. Selain itu, penyakit inipun dapat menyulitkan proses persalinan.
d. Beberapa penyakit darah pada kehamilan
1. Anemia
Wanita hamil dikatakan mengidap penyakit anemia jika kadar hemoglobin (Hb) atau darah merahnya kurang dari 10 gram %. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobinnya kurang dari 6 gram % disebut anemia gravis. Jumlah normal hemoglobin wanita hamil adalah 12-15 gram % dan hemotokritnya adalah 35-54 %. Sebaiknya, pengawasan terhadap hemoglobin dan hematokrit dilakukan pada semester I dan trimester III Pada trimester I dan III pengenceran darah sudah mencapai puncaknya. Umumnya, penyebab anemia adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan yang kurang baik (malabsorpsi), kehilangan darah yang banyak (pada haid-haid sebelumnya), serta penyakit-penyakit kronik (seperti TBC paru-paru, cacing usus, dan malaria).
Jika seorang wanita hamil mengidap anemia, kemungkinan terjadinya keguguran (abortus), lahir prematur, proses persalinan yang lama, dan lemasnya kondisi sang ibu dapat terjedi. Setelah lahir, penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan dan shock akibat dari melemahnya kontraksi rahim.
Jika wanita hamil mengidap anemia. pengaruhnya dapat terjadi di awal kehamilan, yaitu terhadap hasil pembuahan (janin, plasenta, darah). Hasil pembuahan membutuhkan zat besi yang jumlahnya cukup banyak untuk membentuk butir-butir darah merah dan pertumbuhan embrio. Pada bulan ke 5—6, janin membutuhkan zat besi yang semakin besar. Jika kandungan zat besi (hemoglobin) ibu kurang maka terjadinya abortus, kematian janin dalam kandungan atau waktu lahir, lahir prematur, serta terjadi cacat bawaan tidak dapat dihindari.
Berikut ini diuraikan beberapa tipe penyakit anemia yang sering diderita selama kehamilan:
- Anemia defisiensi besi, disebabkan oleh kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
- Anemia megaloblastik, disebabkan oleh kurangnya asupan asam folik. Anemia ini muncul akibat dari malnutrisi dan infeksi yang menahun (kronik). Anemia hipoplasti, disebabkan oleh menurunnya fungsi sumsum tulang dalam membentuk sel darah merah baru.
- Anemia hemolitik, disebabkan proses pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembentukkannya.
Beberapa gejala yang timbul akibat penyakit anemia adalah adanya kelainan-kelainan bentuk sel darah merah, lelah, lemah, serta gejala kelainan pada organ-organ vital. Untuk mengatasinya, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan protein, juga sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin.
2. Hipo dan afibrinogenemia
Hipo dan afibrinogenemio adalah kelainan pembekuan darah karena kekurangan zat fibrinogen (zat pembeku). Penyakit ini disebabkan oleh solusio plasenta (ari-ari yang lepas sebagian sebelum waktunya), kematian janin dalam rahim, masuknya air ketuban (yang mengandung gumpalan lemak) ke dalam pembuluh darah, perdarahan yang cukup banyak, missed abortion (kematian hasil pembuahan yang berkepanjangan), eklampsia (kejang pada kehamilan), dan abortus yang terinfeksi. Jika fibrinogen (zat pembekuan darah) dalam darah berkurang cukup banyak maka perdarahan akan sulit untuk dihentikan. Kondisi ini dapat mengakibatkan kematian. Penanganan penyakit ini tergantung pada keadaan penderita dan faktor penyebabnya. Jika perlu, dokter akan mengangkat rahim untuk menyelamatkan jiwanya.
3. Iso-imunisasi
Iso-imunisasi adalah proses pembentukkan zat-zat penangkal (aglutinin/antibodi) antigen yang berasal dari orang lain. Entrosit ibu yang mengandung antigen masuk ke dalam tubuh janin yang tidak memiliki antigen. Akibatnya, akan terbentuk benda-benda penangkis (antibodi) dalam tubuh janin terhadap antigen. Apabila antibodi bertemu dengan antigen maka eritrosit yang mengandung antigen akan diserang sehingga terjadi aglutinasi (penggumpalan darah) dan hemolisis (pemecahan darah). Penyakit hemolitik pada janin yang disebabkan oleh iso-imunisasi disebut eritroblastosis fetalis.
Biasanya, anak pertama lahir dalam keadaan sehat. Anak-anak berikutnya akan mengalami iso-imunisasi yang menyebabkan bayi lahir mati atau lahir hidup, lalu meninggal pada hari-hari pertama setelah
kelahirannya. Penyebabnya adalah antagonisme rhesus/ ABO dan defisiensi enzim (G6PD). Untuk menanganinya harus disesuaikan dengan keadaan bayi. Biasanya, dilakukan transfusi darah, atau transfusi tukar darah. Selanjutnya dilakukan pencegahan dengan cara memberikan pengobatan suntikan antiRhoGam pada ibu 72 jam setelah persalinan untuk menangkal sel darah bayi yang masuk ke ibu.
e. Penyakit saluran pencernaan pada kehamilan
Umumnya, keluhan saluran pencernaan merupakan gejala awal hamil muda. Keluhan saluran pencernaan selama kehamilan diuraikan berikut ini:
1. Mulut
- Hipersalivasi (ptialismus)
Air liur keluar lebih banyak dari biasanya, sering disertai dengan mual dan muntah. Gejala ini akan hilang setelah trimester I.
- Gingivitis dan epulis
Gusi menjadi lunak, bengkak, kemerahan, dan mudah berdarah sewaktu menggosok gigi. Peradangan molar bisa terjadi jika kebersihan rongga molar tidak dijaga. Gunakan obat kumur jika diperlukan.
- Caries gigi
Caries gigi adalah gigi yang berlubang dan rusak. Gigi yang rusak dapat memperburuk nafsu makan sehingga konsumsi kalsium menjadi kurang. Sebaiknya, gigi yang rusak segera dikonsultasikan ke dokter gigi untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Perosis (heartburn)
Perosis adalah keluhan sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada yang disebabkan oleh terjadinya regurgitasi isi lambung yang asam ke bagian bawah saluran pencernaan. Dengan bertambah usia kehamilan. keluhan ini akan hilang sedikit demi sedikit. Cara mengatasinya, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan lebih sering. Kalau perlu minum obat antasida (penetal zat asam) dan tidurlah dengan Posisi setengah duduk.
3. Gastritis (peradangan lambung)
Keluhan hamil muda sering disangka gastritis karena gejalanya hampir sama, yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, tidak mampu makan, dan menjadi kurus.

f. Penyakit hati pada kehamilan

Penyakit hati disebabkan oleh virus hepatitis A atau B. Virus ini akan mengakibatkan terjadinya penyakit hepatitis infeksiosa. Pada wanita hamil, penyakit ini biasanya bertambah parah karena terjadinya kerusakan sel-sel hati yang meluas sehingga akan menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat dan meningkatkan angka kematian ibu dan janinnya. Gejala dari penyakit ini adalah berkurang nafsu makan, demam, mual, muntah, nyeri ulu hati, kuning, dan pembesaran hati. Untuk mengatasinya, penderita dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
g. Penyakit infeksi pada kehamilan
Kehamilan sering terjadi bersamaan dengan infeksi. Infeksi ini dapat mempengaruhi kehamilan. Sebaliknya, kehamilan dapat memperberat infeksi. Berikut ini diuraikan tentang jenis-jenis infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital (cacat bawaan).
1. Infeksi virus
Pengaruh infeksi virus terhadap kehamilan tergantung pada kemampuan virus untuk melewati placenta. Ada tiga jenis vims yang menyebabkan kecacatan pada bayi, yaitu Rubella, Sitomegaiouirus, dan Herpes virus hominis.
- Rubella
Serangan virus ini akan mengakibatkan kelainan bawaan pada janin. Jika virus ini menyerang pada trimester I, kecacatan janin akan terjadi sebesar 30%- 50%. Jika virus ini, menyerang pada trimester II, kecacatan janin akan terjadi sebesar 6,8%. Jika virus ini menyerang pada trimester III, kecacatan janin akan terjadi sebesar 5.3%. Umumnya, organ tubuh janin yang mengalami kecacatan adalah mata, jantung, telinga, dan susunan saraf pusat.
- Sitomegalovirus
Serangan virus ini akan menyebabkan cacat janin pada bagian kepala, mata, kaki, dan kelainan darah.
- Herpes virus hominus
Serangan virus ini akan menyebabkan kematian janin dalam rahim. Jika bayinya lahir akan ditemukan gelombang-gelombang pada kulit badan atau mata dan selaput lendir mulut.
2. Infeksi oleh penyakit kelamin
- Syphilis
Gejala awal yang muncul adalah terjadinya luka pada alat kelamin. Kondisi sering tidak sadari oleh wanita. Gejala selanjutnya akan timbul tonjolan kulit yang lebar dengan permukaan licin, basah, berwarna putih atau kelabu, dan sangat infeksius karena mengandung kuman syphilis yang jumlahnya banyak.
- Gonorrhoea (GO)
Penyakit ini dapat menimbulkan peradangan pada alat kelamin bagian dalam. Keluhannya berupa keputihan yang jumlahnya banyak dan sulit/merasa sakit saat buang air kecil.
- Trichomoniasis vaginalis
Keluhan yang muncul adalah keputihan yang disertai rasa gatal pada alat kelamin. Biasanya, diikuti dengan perlukaan di daerah mulut rahim dan peradangan kronis pada leher rahim.
- Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang dapat hidup dalam rongga mulut, usus, paru-paru, serta alat kelamin luar dan dalam. Keluhannya berupa rasa gatal pada daerah kelamin luar dan dalam, disertai atau tanpa keputihan. Kadang-kadang, terasa panas dan nyeri sesudah buang air kecil atau rasa nyeri waktu bersetubuh.
- Condylomata acuminata
Condylomata acuminata adalah jenis tumbuhan yang tumbuh pada kulit dan selaput lendir alat kelamin menyerupai jengger ayam jago. Tumbuhan ini berbentuk tonjolan-tonjolan kecil. Kadang-kadang, berkumpul menjadi besar dengan permukaan yang kasar dan berwarna gelap.
- Herpes genitalia
Herpes genitalia disebabkon oleh herpes symplex tipe-2 (HSV-2). Gejalanya timbul sekitar 6-8 hari setelah terinfeksi dalam bentuk luka pada alat kelamin. Awalnya, luka tersebut berupa bintik merah yang terasa pedih, bergerombol menjadi lepuh-lepuh kecil berisi cairan yang di dalamnya mengandung virus. Jika lepuhan menjadi nanah dan pecah akan menjadi luka dangkal yang nyeri. Pada tahap ini, herpes dapat ditularkan karena luka ini berisi berjuta-juta partikel virus. Umumnya, HSV-2 mengakiibatkan gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, pembengkakkan pada kelenjar getah bening, nyeri membakar saat buang air kecil, dan keluarnya cairan dari alat kelamin.
- HIV dan AIDS
Penularan HIV (Human Immun Deficiency Virus) bisa terjadi akibat hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV, tercemar oleh darahnya, transfusi darah yang mengandung HIV atau memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV. Adanya HIV dalam tubuh akan menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh atau hilang sama sekali sehingga akan mempermudah penyakit-penyakit lain menyerang tubuh yang lemah. Kumpulan dari gejala-gejala penyakit itulah yang disebut dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Selama kehamilan, persalinan maupun menyusui, HIV dapat ditularkan oleh ibu terhadap bayinya.
Masuknya HIV ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Serangan pertama setelah terinfeksi HIV adalah timbulnya gejala-gejala mirip flu, seperti lemas, demam, sakit kepala, nyeri otot, napas makin memburuk, mual, kelenjar membengkak, dan timbulnya bercak di kulit. Gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu. Umumnya, orang yang tertular HIV akan bebas gejala selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sehingga gejala ini dianggap flu biasa. Beberapa bulan berikutnya gejala yang muncul akan bertambah dan tidak hilang, seperti munculnya keringat di malam hari. demam dan diare yang berkepanjangan, dan terjadinya penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Jika hal ini terus berlangsung kesadaran penderita akan menurun dan kematian pun tidak bisa dihindari. Orang yang tertular HIV, tetapi tidak menunjukkan adanya gejala disebut carier HIV (pembawa penyakit).
3. Infeksi bakteri
- Typhus abdominalis
Penyakit ini akan memperburuk keadaan ibu saat hamil maupun setelah melahirkan. Infeksi ini akan menyebabkan angka kematian janin sebesar 75%. Penanganan kasus ini dapat dilakukan oleh ahli penyakit dalam, misalnya dilakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi terhadap ibu hamil. Selain itu, setelah melahirkan ibu tidak dianjurkan menyusui bayinya jika sedang terinfeksi bakteri.
- Kolera
Gejala utamanya adalah muntah, mencret, demam, serta kekurangan cairan dan elektrolit. Penyakit ini dapat menyebabkan abortus atau lahir prematur. Untuk mengatasinya, jika ibu mengalami diare dan muntah harus dirawat dan diobati secara intensif melalui pemberian cairan pengganti.
• Infeksi ginjal dan saluran kemih pada kehamilan
Ginjal dan saluran kemih dapat terinfeksi bersamaan secara akut maupun kronis. Pada infeksi ginjal dan saluran kemih yang akut terjadi gejala-gejala sebagai berikut:
• Panas badan yang tinggi disertai menggigil.
• Nyeri pinggang yang terkena infeksi atau di bagian atas symphysis
• Nyeri saat buang air kecil dan produksi air seni berkurang.
• Nyeri kepala, mual sampai muntah, dan nafsu makan berkurang.
Infeksi ini mudah terjadi pada wanita karena posisi saluran kemih dan anus (sebagai sumber infeksi) berdekatan. Saat hamil, air seni yang keluar sering tersisa sehingga terjadinya infeksi kandung kemih mudah terjadi. Rahim yang membesar terdorong ke kanan dan menekan saluran kemih bagian kanan. Akibatnya, terjadi timbunan air seni yang mempermudah terjadinya inteksi ginjal, disertai gejala panas yang tinggi. Gejala ini akan mengakibatkan kontraksi otot rahim. Kontraksi otot rahim dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir prematur, dan memudahkan infeksi pada bayi. Selain itu selama kehamilan daya tahan tubuh ibu akan menurun sehingga akan memperberat penyakit ini.
4. Infeksi protozoa
• Malaria
Gejala penyakit ini berupa panas yang tinggi, disertai menggigil. Penyakit sangat mempengaruhi kehamilan karena dapat menyebabkan hal-hal berikut:
• Pecahnya butir sel darah merah yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia dan mengganggu proses penyaluran dan pertukaran nutrisi ke arah janin. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat
• Infeksi plasenta, yang dapat menghalangi pertukaran dan penyaluran nutrisi ke janin.
• Panas badan tinggi, yang dapat merangsang terjadi kontraksi otot rahim.
Jika penyakit malaria tidak ditangani secara intensif dapat mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan lebih rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilannya, serta kematian janin. Untuk mengatasinya, penyakit harus diobati dengan segera agar prognosa (nilai kesembuhannya) lebih baik bagi ibu dan janinnya. Pencegahan malaria pada bayi harus dilakukan karena kekebalannya hanya berlangsung selama 3 bulan. Setelah itu, bayi perlu diberi obat antimalana dalam bentuk sirup selama 6 bulan.
Pustaka
Panduan Menjalani Kehamilan Sehat Oleh Mellyna Hulliana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar